Sedikit Penjelasan Tentang Artikel (Tak Ada Jalan Bagi Makhluk)

Dakwah SUnnah Alim


Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah amma ba'du

Sahabat Fillah, InsyaaAllah dalam artikel ini kami akan menjelaskan tentang artikel sebelumnya yaitu (Sekilas Ilmu) Tak Ada Jalan Bagi Makhluk, agar lebih mudah dipahami kami akan mencoba untuk sedikit menjelaskan dengan disertai dalilnya.

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan Pada-Nya dan memohon ampunan Kepada-Nya. Dan kami berlindung diri kepada Allah dari kejahatan diri kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa diberi petunjuk Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa Dia sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk padanya. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja, dan kami bersaksi bahwa Muhammad (Shallallahu 'Alaihi wasallam) adalah hamba dan utusan-Nya.

"Wahai orang-orang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa Kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam" (QS. Ali 'Imran : 102)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam telah bersabda:
"Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niat. Dan sesungguhnya seseorang itu memperoleh balasan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya semata-mata karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diperolehnya atau wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya mendapat balasan sesuai dengan niatan hijrahnya" (Muttafaqun 'Alaihi)

Allah Azza wa Jalla telah berfirman:
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku" (QS. Adz Dzaariyaat : 56)

Tak ada jalan bagi makhluk ciptaan untuk beribadah (menyembah) kepada Allah sesuai dengan cara yang diridhai-Nya kecuali dengan menyembah-Nya seperti yang Dia perintahkan pada mereka (Para Nabi dan Rasul), dan tak ada jalan untuk mengetahui perintah-Nya dan larangan-Nya kecuali melalui jalan wahyu yang Dia wahyukan kepada para Rasul-Nya dan melalui jalan ilmu yang Dia turunkan kepada mereka.

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan demikianlah telah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidak mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) itu, dan tidak pula mengetahui apakah iman itu? Tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu cahaya, yang dengan cahaya itu Kami menunjuki siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk ke jalan yang lurus (QS. Asy Syuura : 52)

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apakah orang yang semula mati kemudian Kami hidupkan dia dan Kami berikan padanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, sama seperti orang yang berada dalam gelap gulita yang sekali-kali dia tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan (QS. Al An'aam : 122)

Tak ada jalan untuk mengetahui wahyu dan ilmu yang dibawa oleh para nabi 'alaihimussalaam, kecuali dengan menuntutnya dan berijtihad di dalam mendapatkannya. Menuntut wahyu dan ilmu ini, ada yang kategorinya fardhu 'ain, yakni wajib bagi setiap lelaki muslim dan wanita muslimah. Ia adalah ilmu dimana amal ibadah itu tidak sah kecuali dengan mengetahuinya dan beriltizam padanya, dan jika tidak, maka amal-amal baiknya itu rusak, sia-sia dan tertolak. Allah tidak akan menerimanya, dan amal itu tidak bermanfaat baginya pada hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wasallam man'amila 'amalanlaisa 'alaihi amrunaafahuwaroddu "Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada atasnya perintah kami, maka ia tertolak" (HR. Muslim)

Makna kata "fahuwaroddu" yakni ia ditolak, tidak diterima.

Ada tingkatan lain yang lebih tinggi  derajatnya dari menuntut ilmu yang fardhu 'ain, yakni tingkatan "Menuntut Ilmu yang Fardhu Kifayah". Ia adalah ilmu yang dengannya seorang muslim bisa memberi manfaat kepada saudara-saudaranya muslim yang lain di dalam masalah ta'lim, fatwa, pengadilan dan nasehat. Tingkatan ilmu ini Allah berikan taufik untuk menuntutnya, seseorang yang telah Dia tetapkan kebaikan dan kebahagiaan untuknya dari sejak jaman azali. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam manyuridillahubihikhoiraayufaqqihhu fiiddiin "Barangsiapa yang dikehendaki Allah baik, maka Dia akan memahamkannya dalam urusan agama" (Mutafaqqun 'alaih).

Sebagai akhir akan kami sampaikan bahwa diantaranya ada yang mendengar ilmu, tapi dia tidak menghafalnya dan tidak mengamalkannya dan tidak menyampaikannya kepada yang lain, maka ia sekedudukan dengan tanah asin atau tanah licin, yang tidak menyerap air atau malah merusak air itu bagi yang lain. Wallahu a'lam.

1 Response to "Sedikit Penjelasan Tentang Artikel (Tak Ada Jalan Bagi Makhluk)"